Monday, October 24, 2011

Simoncelli dies in horror MotoGP crash at Sepang









Marco Simoncelli (20 January 1987 – 23 October 2011) was an Italian Grand Prix motorcycle road racer.
A top rider of the Italian Minimoto Championship from 1996 to 2000, Simoncelli moved to 125cc bikes after taking two consecutive titles in the aforementioned discipline. After a promising first season in the 125 Honda Trophy, Simoncelli took the European 125cc title in 2002 and had a first taste of Grand Prix racing the same year.
In 2003 he undertook his first full season in the World Championship with the Matteoni Racing team. A consistent point-scorer in his rookie season, he moved to the Rauch Bravo team in 2004 and scored his first Grand Prix win at a rain-soaked Jerez, but could only manage an eleventh placed finish overall.
Another 125cc campaign in 2005, with the Nocable.it Race team, was completed with an improvement in the final standings in fifth place, giving Simoncelli the opportunity to leap into the quarter-litre category. A steady season saw the Italian achieve 10th position in the championship representing Metis Gilera, with whom he continued in 2007 and 2008.
In 2008 Simoncelli achieved his first race victories in the 250cc class, his maiden triumph coming at his home race in Mugello, and was involved in some breathtaking battles with his rivals over the course of the year. Emerging as the standout rider in the class, Gilera provided their newest star with a top-of-the-range RSA machine for the final races of the season.
The Italian secured his fifth win of the year at Phillip Island early in October and clinched the title with third place at Malaysia at the penultimate round of the year. He previously rode a Gilera in the 250cc World Championship, and has previously in the 125cc class. He has five race wins in the 250cc class, and two in the 125cc class.
He made a one-off appearance for Aprilia in the World Superbike round at Imola. He qualified on the second row and was one of three riders to crash out of race one at Tosa while running fifth, before fighting through to third in race two, making a forceful move to overtake team-mate Max Biaggi to get onto the podium.
On 25 June 2009, it was confirmed that Simoncelli would move up to premier class racing for 2010 MotoGP championship after agreeing to ride with the San Carlo Gresini Honda team.[1]

On 23 October 2011, Simoncelli was involved in an accident with Colin Edwards and Valentino Rossi during the 2011 Malaysian GP at the Sepang International Circuit. In fourth position during lap two, Simoncelli's bike veered across the track and straight into the path of Edwards and Rossi. Edwards was injured with a dislocated shoulder, while Simoncelli lay still on the track after the crash, his helmet having come off during the incident. The race was immediately red-flagged. He was taken by ambulance to the circuit's medical centre, but at 16:56 local time it was announced that he had died from his injuries.[13][14][15] Later, at a press conference involving members of the MotoGP Race Direction, Medical Director Michele Macchiagodena said that Simoncelli sustained "a very serious trauma to the head, to the neck and the chest", and was administered cardiopulmonary resuscitation for 45 minutes

TIM HONDA CAFE RACER





Thursday, October 20, 2011

Tuesday, October 11, 2011

22 Sebab Malaikat Rahmat tidak akan memasuki rumah anda....

1-Rumah orang yang memutuskan hubungan Silatul Rahim.

2-Rumah orang yang memakan harta anak yatim secara haram.

3-Rumah yang memelihara anjing.

4-Rumah yang banyak menyimpan gambar yang mencerca Para Sahabat Nabi, orang yang telah mati dan sebagainya.

5-Rumah yang mengumandangkan nyanyian yang memuja selain daripada Allah SWT.

6- Rumah yang sering meninggikan suara.

7- Rumah yang didiami mereka yang syirik kepada Allah SWT seperti tukang tilik, ahli syihir dan nujum.

8-Rumah yang menggunakan perhiasan daripada emas seperti pinggan dan mangkuk daripada emas.

9- Rumah yang makan makanan yang berbau seperti bauan rokok, perokok, penagih dadah .

10- Rumah yang didiami mereka yang sentiasa bergelombang dengan maksiat.

11- Rumah yang didiami mereka yang melakukan dosa-dosa besar.

12-Rumah yang didiami mereka yang derhaka kepada kedua ibu bapa.

13- Rumah pemakan riba,intres.

14-Rumah yang mengamalkan budaya syaitan seperti kumpulan rock.

15- Rumah yang memiliki patung-patung.

16-Rumah yang memiliki loceng seperti loceng gereja.

17- Rumah yang didiami peminum arak.

18- Rumah yang mempercayai tukang tilik.

19- Rumah yang didiami mereka yang mendapat laknat Allah SWT, pemakan rasuah, pemberi rasuah dan mereka yang mengubah kejadian Allah SWT seperti wanita yang mencukur bulu kening, wanita yang memakai gelang atau rantai di kaki.

20- Rumah yang didiami mereka yang berhadas besar tanpa mandi Janabah/Junub.

21- Rumah yang melakukan pembaziran ( berhias dengan berlebihan ).

22- Rumah yang melakukan maksiat di dalamnya.

Thursday, October 6, 2011

seruan HAJI


Akhirnya hasrat mak abah untuk menunaikan haji tercapai selepas mendapat kelulusan Tabung Haji. Pada 7 Oktober ini mereka akan berangkat. Semoga hajat dan amalan ibadah yang bakal dikerjakan disana mendapat keberkatan dan pastinya haji mabrur. AMIN

Monday, October 3, 2011

keikhlasan datang dari jiwa yang luhur

Bilamana kita dalam keadaan yg stress dan marah. Kita dapat menilai keikhlasan seseorang itu. JIka setiap kali masalah menyelubungi dan perkara yang sama berulang bermakna ada yang tidak kena pada jiwa kita.

Keikhlasan bukan perkara yang boleh dipermainkan. Provokasi yang berlebihan seterusnya membawa kepada suasana tegang. Disinilah kita dapat menilai dan melihat sejauh mana keikhlasan sesuatu hubungan. Ke arah mana amarah itu dilepaskan. Kadangkala isu ataupun masalah itu hanya sedikit tapi cara melepaskan amarah itu melampaui batas. Termasuk bersifat biadap kepada pasangan bahkan provokasi untuk mendatangkan kebencian dan dendam.

Lama kelamaan kasih sayang yang pernah wujud kukuh itu tersisih sedikit demi sedikit kerana kata-kata yang sering melampaui batas dan peribadi yang tidak konsisten.

Berfikir secara waras itu dan bagaimana kita dididik itu juga sebenarnya mencerminkan apa yang bakal kita lakukakn. Jika keluarga dan persekitaran kita dalam suasana yang baik dan aman sedikit sebanyak akan mempengaruhi kata-kata kita bila berdepan dengan situasi. Manakala sebaliknya jika dilahirkan didalam keruntuhan dan permasaelahan rumah tangga dan masalah sosial,hubungan kita dengan orang lain juga turut terbias dengan norma-norma dan nilai buruk yang telah sebati dalam diri seseorang.

Jadi keikhlasan itu bukan sekadar datang dari hati yang luhur tapi dengan kekuatan diri dan sejauh mana kita mahukan dan sayangkan seseorang itu.

INI PERKARA BESAR DAN BUKAN MAINAN, KERANA INILAH MASA DEPAN

Search This Blog